Tidak ada kata terlalu dini untuk mulai mengajarkan cara merawat gigi dan gusi kepada anak-anak kita. Sebab, kebiasan sehat yang dilakukan sejak kecil justru akan membekas dan baru terlihat hasilnya ketika mereka sudah besar. Perlu diingat kita adalah panutan bagi anak kita. Oleh sebab itu, tanamkan 6 keuntungan dari menjaga kebersihan dan kesehatan mulut di dalam benak kita sekeluarga.
Meningkatkan percaya diri.
Memiliki gigi tidak beraturan dan penyakit gusi, tidak hanya akan berpengaruh pada penampilan kita tapi juga dapat menimbulkan bau mulut. Masalah ini akan secara otomatis mengganggu rasa percaya diri dan pencitraan diri. Dengan kondisi mulut yang sehat dan bebas dari masalah gigi serta gusi, kita akan mendapatkan kualitas hidup yang jauh lebih baik. Kita bisa makan, tidur dan berkonsentrasi lebih baik, tanpa harus terganggu dengan masalah-masalah infeksi pada gigi atau mulut.
Terhindar dari risiko penyakit jantung.
Peradangan pada gusi yang parah memiliki kaitan yang erat dengan perkembangan masalah pada kardiovaskular, seperti penyakit jantung, stroke, dan penyempitan pembuluh darah. Para ahli mengatakan ada hukum sebab-akibat antara penyakit gusi dengan masalah penyakit serius yang lainnya. Mereka menyarankan dengan menjaga kebersihan mulut mampu membantu melindungi kesehatan kita yang lain.
Menjaga ingatan.
Ini dibuktikan dalam laporan yang terdapat di Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, orang dewasa dengan gingivitis (pembengkakan, gusi berdarah) memperoleh hasil yang buruk dalam ujian daya ingat dan kemampuan kognitif, hasil ini dibandingkan dengan orang dewasa yang memiliki gigi dan gusi yang sehat.
Menekan risiko infeksi dan peradangan pada tubuh.
Sebuah studi menunjukkan, buruknya kebersihan mulut dan masalah periodontal dikaitkan dengan perkembangan pneumonia (infeksi paru-paru akut) pada orang tua. Bakteri di dalam mulut bisa berjalan ke paru-paru, dan menyebabkan infeksi atau memperburuk kondisi paru-paru.
Sedangkan studi lain melihat ada kaitannya antara penyakit gusi dengan rheumatoid arthritis (RA). Ini adalah penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan pada persendian. Para ahli menjelaskan adanya kesamaan mekanisme perusakan jaringan penghubung baik di penyakit gusi dan RA. Mengonsumsi diet yang seimbang, rutin memeriksakan diri ke dokter gigi, dan perawatan kebersihan gigi yang baik akan membantu kita menurunkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi.
Pastikan kita menyikat gigi dua kali sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur), flossing satu kali sehari. Penggunaan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung anti bakteri yang akan membantu kita mengurangi bakteri dalam mulut yang bisa menyebabkan gingivitis atau radang gusi.
Menjaga kadar gula darah bagi penderita diabetes.
Penderita diabetes yang tidak bisa mengontrol kadar gula darah mereka, akan lebih sering mengalami penyakit pada gusi. Memiliki diabetes akan membuat kemampuan tubuh kita berkurang dalam melawan infeksi, termasuk infeksi pada gusi yang memicu terjadinya masalah gusi yang lebih parah. Para ahli juga menyatakan orang dengan diabetes akan cenderung memiliki risiko terkena masalah gusi lebih parah, dibanding dengan yang bukan penderita diabetes. Sudah terditeksi diabetes? JIka iya, menjaga kebersihan dan kesehatan mulut akan menjadi langkah tepat bagi kita agar terhindar dari masalah gingivitis.Terhidar dari kelahiran prematur.
Di masa kehamilan, biasanya setiap wanita akan mengalami peningkatan masalah pada gusi mereka. Salah satunya adalah pregnancy gingivitis atau peradangan gusi selama kehamilan yang biasa terjadi pada trimester pertama. Ciri-cirinya, gusi berdarah, bengkak, berwarna merah dan lunak.
Sedang mengandung? Cobalah untuk lebih memperhatikan kebersihan gigi dan gusi. Jangan lupa untuk berkunjunglah ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan gigi dan gusi yang tepat bagi ibu mengandung.
Untuk memiliki rumah yang kokoh, kita wajib memiliki fondasi yang kuat.
Wujudkan kesehatan yang sempurna bagi kita sekeluarga dengan memiliki gigi dan gusi yang sehat sebagai fondasi yang kuat. Sedini mungkin.
sumber: prevention
0 komentar:
Posting Komentar